surat cinta untuk panitia

Kalau berbicara tentang panitia pasti itu hal yang melelahkan, apalagi harus mengurus ospek yang berjalan selama 13 hari lamanya. Bukan hanya panitia saja, pandanganku sebagai peserta saja sudah Lelah dan membosankan karena tidak efektif walaupun tujuannya agar kami terlatih dan lebih mengerti tujuan dan sudut-sudut dari setiap kampus universitas widyatama. Menjadi panitia di acara besar yang hanya berjalan selama 2 hari saja sudah melelahkan, aku sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana melelahkannya menjadi panitia ospek yang berjalan selama 13 hari lamanya. Aku sangat berterima kasih kepada semua panitia yang sudah bekerja keras dan menghadapi semua rintangan dan masalah yang berada di internal ataupun external dan tetap bekerja seperti professional seperti tidak ada yang terjadi. Terutama para menwa dan dkk yang selalu menjaga postur tubuh dan professinalisme untuk menjaga keadaan tetap kondusif. Aku juga berterima kasih kepada para panitia mentor di setiap kelompok yang sangat ramah dan baik hati kepada para calon mahasiswa dan calon mahasiswinya dan tetap sabar menghadapi tingkah para anggotanya. Bisa dibilang para panitia mentor di setiap kelompok lah yang selalu menjadi penambah semangat untuk para anggotanya terutama jika setelah terkena masalah dengan para menwa dan dkk. Aku pun sebenarnya sangat malas untuk mengikuti ospek di universitas widyatama ini karena lamanya ospek dan betapa membosankannya ceramah-ceramah yang diberikan. Ya walaupun itu bermanfaat tapi sangatlah tidak menarik untuk diikuti apalagi jika harus mendengarkan setelah meminum obat yang ada efek mengantuknya. Aku juga berterima kasih kepada panitia medic yang selalu siap menangani setiap keadaan calon mahasiswa dan calon mahasiswinya dengan menyediakan peralatan yang cukup lengkap mulai dari adanya tabung oksigen sampai dokter. Terutama aku yang sangat membutuhkan tabung oksigen pada saat itu, dan jika tidak ada aku tidak tahu apa yang akan terjadi padauk. Mungkin saja akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti hal sebelumnya. Sejak hari pertama aku tidak terlalu bersemangat untk mengikuti ospek di universitas widyatama ini dikarenakan aku sudah tahu bahwa ospek ini akan berjalan dengan sangat lama dan hanya akan mendengarkan ceramah, cerama, dan ceramah. Aku tidak terlalu kuat untuk duduk diam dan mendengarkan ceramah dengan waktu yang cukup lama, apalagi untuk melakukannya berhari-hari. Mungkin itu juga dikarenakan aku selalu menjadi panitia, yang membuatku tidak bisa duduk diam dan hanya berfokus pada tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadaku. Belum lagi aku harus menahan rasa sakitku mulai dari sesak nafas, pusing, dan batuk yang makin lama makin menyakitkan sampai ingin muntah. Hal tersebut memang biasa terjadi padaku, tetapi karena aku panitia aku bisa keluar masuk dengan gampang dan tanpa harus meminta izin. Tetapi berbeda dengan sekarang dimana kita harus meminta izin dahulu sebelum keluar yang membuatku agak malas untuk melakukannya. Bukan karena aku tidak mau tetapi aku tidak nyaman dan tidak enak untuk meminta izin dahulu sedangkan aku sudah ada diujung jurang untuk terjadi hal-hal yang tidak terlalu mengenakan. Ya untungnya masih ada panitia mentor dari setiap kelompok yang siap sedia menemani dan membantu jika ada masalah, tetapi tetap saja rintangan pasti ada dan menurut aku rintangan itu harus melewati izin dari para menwa atau dkk untuk pergi ke quantum.

Kelompok 43
Nama Mentor : Yogi Maulana Yusuf & Tuti Fitria & Reqi Rachmawan
Kordiv : Muhamad Rizky Nugraha
Warkodiv : Putri Nabilla Noviyanti
Penanggung Jawab Mentor : Rahma Anjani Khalid & Wiedhy Rahmadhansyah A.

#widyatama #mahasiswa #bandung #prestasi #generasiutama

Print Friendly, PDF & Email