Alasan Masuk Widyatama

Alasan saya masuk ke Universitas Widyatama itu karena saya tidak tahu mau kemana, dan karena saya mencari kampus secara online jadi ketemu Universitas Widyatama. Dan berhubung Universitas Widyatama memiliki fakultas Bahasa, Bahasa Jepang terutama jadinya saya masuk situ. Saya lulus di tahun 2018 dan saya sebenarnya sudah masuk ke sebuah perguruan tinggi di jalan dipatiukur dengan inisial ITHB dan masuk jurusan Desain Komunikasi Visual atau yang biasa dikenal dengan DKV. Saya sangat senang dan nyaman berada disana tapi karena 1 dan lain hal yang membuat saya merasa tidak bisa melanjutkan disana jadinya saya keluar dari perguruan tinggi tersebut. Sebenarnya saya tidak mau masuk kuliah lagi karena menurut saya sudah gak terlalu berguna buat saya, tapi karena permintaan mentor di gereja saya dan kakak-kakak saya yang selalu mendorong saya untuk masuk kuliah lagi untuk menyenangkan orang tua akhirnya saya pun memikirkan baik-baik kalau saya tidak kuliah, tujuan saya tidak akan tercapai mau bagaimana pun juga dan talenta saya akan sangat lama untuk berkembang. Jadinya dengan rasa kepepet dan terpaksa saya mencari pendaftaran kuliah yang masih terbuka secara online dan ketemulah universitas widyatama. Ada hal lucu menurut saya disaat mendaftar secara online di universitas widyatama yaitu saya daftar dan memberikan dokumen-dokumen yang diperlukan secara online dan saya pun kaget karna bisa masuk lewat jalur pmdk. Dan setelah itu saya mikir, ini kampus ada dimana, sejauh apa dari rumah saya, seperti apa, bagaimana nanti kalau saya disana. Saya hanya masuk tanpa memikirkan apapun yang penting saya masuk kuliah. Dan setelah itu saya berencana mencoba untuk mengunjungi kampus tapi berakhir dengan tidak bisa karena tidak sempat dan tumbuh rasa malas yang amat sangat tinggi. Dan disaat mau tes toefl saya mau gak mau datang ke kampus tanpa mengenal siapapun dan tidak tahu apa-apa. Tapi setelah saya mengunjungi universitas widyatama, saya cukup senang karena lahan parkir yang cukup luas, dan tarif parkir yang masih sama seperti di universitas saya sebelumnya yaitu hanya seribu rupiah. Karena saya tidak terlalu nyaman di tempat baru untuk waktu yang lama dan karena tidak mengenal siapa-siapa, saya pun akhirnya pulang secara cepat tanpa memikirkan apapun lagi. Setelah saya sampai rumah saya pun kaget dengan jangka waktu yang saya tempuh dari rumah sampai ke universitas widyatama. Jangka waktu yang saya tempuh dari rumah sampai ke universitas widyatama itu selama 2 jam pulang dan pergi. Saya sempat memikirkan apakah saya harus kost di daerah universitas widyatama, tapi saya mengurungkan niat karena saya tidak mau dan sedikit malas untuk kost. Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk pulang pergi dari rumah ke universitas widyatama sendiri. Saya pun sempat memikirkan apakah saya harus keluar dari universitas widyatama atau melanjutkan studi dengan keadaan apapun. Saya memikirkan berhenti karena menurut saya terlalu jauh dan saya mempunyai rasa malas yang cukup tinggi. Tapi setelah saya pikir-pikir untuk apa saya keluar lagi kalau saya sudah masuk dengan gampang untuk seukuran anak yang sangat malas disaat Sekolah Menengah Atas atau biasa dikenal dengan SMA. Jadi saya tidak akan menyianyiakan kesempatan yang sudah diberikan kepada saya secara gampang. Saya sangat berharap saya bisa bertahan di universitas widyatama dan menghadapi semuanya dalam keadaan apapun.

Kelompok 43
Nama Mentor : Yogi Maulana Yusuf & Tuti Fitria
Kordiv : Muhamad Rizky Nugraha
Warkodiv : Putri Nabilla Noviyanti

Staff inti : Ridwan Triyanto
Penanggung Jawab Mentor : Rahma Anjani Khalid & Wiedhy Rahmadhansyah A.

#widyatama #mahasiswa #bandung #prestasi #generasiutama

Print Friendly, PDF & Email