Kesan dan Pesan ikut PPU

Kesan Dan Pesan Ikut PPU
Awalnya aku sempat khawatir dengan bagaimana ospek di universitas widyatama sebagai kampus baru aku nanti, saking penasaran dan khawatirnya aku melakukan searching di google ospek universitas widyatama dan banyak yang menarik perhatianku. Pertama aku kaget karena maba laki-lakinya banyak yang botak. Aku kaget karena aku pikir bahwa aku harus botak untuk ikut ospek di universitas widyatama ini, keadaannya adalah aku tidak pernah botak kecuali saat bayi. Dan hal kedua yang cukup menarik perhatianku saat mencari di google dan sangat membuatku takut setengah mati itu adalah ada yang meninggal disaat ada yang ospek. Aku sangat takut dan khawatir karena badanku yang cukup lemah dan gampang terkena penyakit karena imun tubuhku lemah. Aku pikir akan ospek yang biasa saja seperti ospek di kampusku yang dulu tapi semua berbeda setelah melakukan pencarian tentang ospek universitas widyatama di google. Setelah itu aku mendapatkan info kalau ospek di universitas widyatama akan dilakukan selama 12 hari dan itu membuatku berpikir apa saja yang akan dilakukan universitas widyatama sampai-sampai melakukan ospek selama itu. Waktu pun berlalu dan akhirnya ospek universitas widyatama pun dimulai yang biasa dikenal dengan ppu (program pengenalan universitas). Aku tidak terlalu ingin menjadi pusat perhatian makanya aku tidak terlalu membuat banyak suara dan menyapa dengan background suara teriakan sapaan dari belakang. Setelah itu aku masuk kedalam main hall universitas widyatama tapi dibagian luar. Ketakutan terbesarku pun muncul disaat aku ditengah-tengah banyak orang dengan keadaan panas dan padat ditenda luar. Ketakutanku yaitu sesak nafasku kambuh yang membuatku menjadi pusing dan tidak terlalu focus mengikuti acara yang sedang diadakan. Ditambah kursi yang membuat pantat sakit saat duduk terlalu lama membuatku jadi agak susah untuk duduk diam. Disaat aku banyak bergerak aku sempat merasa tidak enak dengan orang-orang disekitarku karena takut terganggu dengan pergerakan yang cukup banyak yang aku buat. Mungkin ada yang bertanya kenapa aku tidak melaporkannya kepada panitia tentang keadaanku, alasannya cukup simple yaitu tidak ada obat khusus dan memang harus didiamkan agar semuanya menjadi tenang dengan sendirinya. Aku tidak mempunyai obat khusus karena penyakitku pun masih belum ketahuan apa nama penyakitnya ataupun penyebabnya. Disaat acara di gsg sudah selesai, kami pun di evakuasi ke kelas kami masing-masing dengan mentor-mentor yang sangat ramah, baik, dan lucu. Sebenarnya aku tidak mau melakukan banyak obroloan dan interaksi dengan banyak orang karena tetap ingin menjaga diriku low-profile atau tidak ingin diketahui banyak orang. Dikelas kami terdiri dari 28 orang awalnya dikarenakan ada yang tidak hadir di hari pertama ospek. Dikelas kami pun tidak terlalu banyak maba perempuannya dan memang lebih banyak maba laki-lakinya. Dikelas kami dikenalkan dengan berbagai macam metode mulai dari sapaan hingga metode duduk. Aku pun sangat salut dan respect kepada panitia yang memikirkan hal ini karena hal ini adalah hal yang kreatif tapi agak sedikit tidak jelas juga karena banyak hal yang tidak penting pun ada metodenya dengan bernyanyi. Setelah dikenalkan dengan metode-metode itu kami diberikan tugas pertama kami di universitas widyatama ini dan kami sempat kebingungan karena banyak dari kami yang tidak bisa masuk kedalam blog ataupun aplikasi yang diharuskan untuk mengerjakan tugas tersebut. Tapi secara keseluruhan ospek ini sangat kreatif dan menarik dengan adanya kedatangan bintang tamu yang menghibur di hari kedua. Untuk saat ini aku masih bisa bilang cukup menarik, tapi tidak tahu dengan 10 hari kedepan apakah akan tetap menarik atau malah jenuh yang ada.

Kelompok 43
Nama Mentor : Yogi Maulana Yusuf & Tuti Fitria
Kordiv : Muhamad Rizky Nugraha
Warkodiv : Putri Nabilla Noviyanti
Penanggung Jawab Mentor : Rahma Anjani Khalid & Wiedhy Rahmadhansyah A.

#widyatama #mahasiswa #bandung #prestasi #generasiutama

Print Friendly, PDF & Email